—
Resep obat tradisional dan penggunaan berikut disarikan dari hasil penelitian BPPT (IPTEKnet) dengan CODATA ICSU Indonesia yang direaliasikan pada tahun 2002
Nama lain alang-alang:
Bahasa Latin: Imperata cylindrica (L.)Beauv., Bahasa Inggris: Cogon grass, satintail.
Bahasa Prancis: Paillotte. Bahasa Malaysia: lalang, alang-alang. Bahasa Jawa: Alang-alang kambengan.
Basa Sunda: Eurih. Bahasa Bugis: Deya. Bahasa Minangkabau: Alalang, Hilalang, Ilalang.
Bahasa Aceh: Naleueng lakoe. Bahasa Gayo: Jih. Bahasa Batak: Rih, Ri. Bahasa Nias: Oo.
Bahasa Lampung: Lioh. Bahasa Dayak: Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang.
Bahasa Madura: Kebut, Lalang. Bahasa Bali: Ambengan, Lalang. Bahasa Flores: Kii, Rii. Bahasa Gorontalo: Padengo, Padanga. Bahasa Seram: Erer, Muis, Wen. Bahasa Ambon: Weli, Welia, Wed.
Informasi umum Tanaman Alang-alang:
Alang-alang memiliki masa berbunga yang panjang dan terjadi setiap bulan mulai dari Januari hingga Desember.
Tanaman alang-alang banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl.
Dapat juga tumbuh di daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup, pada daerah-daerah yang habis dibuka,
daerah bekas terbakar, sebagai gulma di perladangan, di tepi sungai, rawa-rawa, pada tanah dengan aerasi yang baik, ekstensif pada hutan sekunder, taman dan perkebunan.
Tanaman alang-alang bisa mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi.
Cara perbanyakan alang-alang adalah berkembang biak dengan sendirinya.
Terjadi ketika rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk.
Alang-alang dapat mengakibatkan penurunan pH tanah. Tingkat penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang.
Ciri-ciri Fisik Alang alang:
Bentuk fisiknya adalah seperti rumput yang merayap dengan tinggi antara 30-180 cm.
Bentuk batang adalah rimpang dan merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
Ciri daunnya adalah tunggal dengan pangkal saling menutup. Setiap helai daun memiliki ukuran ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm,
berbentuk pita, tegak, kasar, ujung runcing tajam, berambut jarang.
Bentuk bunga alang-alang adalah memiliki susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjangnya berkisar 6-28 cm,
setiap cabang memiliki 2 bulir, pangjang cabang adalah 2,5-5 cm. Panjang tangkai bunga berkisar antara 1-3 mm
Bentuk benang sari adalah kepala sari yang panjangnya sekitar 2,5-3,5 mm. Warnanya putih kekuningan atau ungu.
Sedangkan putik alang-alang memiliki kepala putik yang berbentuk bulu ayam.
Alang alang memiliki buah dengan tipe padi. Seangkan bentuk bijinya adalah berbentuk jorong dengan panjang lebih dari 1 mm.
Zat yang dikandung dan Komposisi dari Alang-alang:
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa pada akar dan daun alang-alang terdapat 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3′,4′,7- trihidroksi flavon, 2′,3′- dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol.
Sebuah turunan flavonoid yang bisa digolongkan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut dalam etilasetat akar alang-alang.
Sedangkan fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang didapatkan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.
Sedangkan pada akar alang-alang terdapat metabolit yang terdiri dari arundoin, silindrin, simiarenol,
fernenol, isoarborinol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopolin, p-hidroksibenzaladehida,
katekol, skopoletin, asam klorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam isoklorogenat,
asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin.
Khasiat obat dan cara kerja dari tanaman obat alang-alang:
Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati.
Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan.
Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot.
Berdasarkan uji klinis ditemukan bahwa Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut.
Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah.
Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan),
hematuri (kencing darah), menorrhagia, hemoptisis (batuk darah), dan perdarahan gastrointestinal bagian atas.
Juga ditemukan bahwa dekokta akar alang-alang bisa mengobati hepatitis viral akut pada 28 kasus yang biasanya digunakan bersama-sama dengan Glechoma longituba, Plantago asiatica dan tunas Artemisia capillaris.
Pada dunia farmasi ditemukan bahwa selulosa yang terdapat pada daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
Cara memanfaatkan dan meramu tanaman alang-alang:
Untuk mengobati penyakit demam karena buang air kecil berdarah:
- Ambillah 1 sendok penuh rimpang alang-alang
- Setelah itu rebuslah dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh, terlebih dahulu tambahkan beberapa potong tang kwe yaitu daging buah beligu setengah matang yang dibuat manisan kering
- Ramuan siap disajikan. Minumlah 2 gelas dalam 1 hari.
Untuk pengobatan sebagai peluruh air seni:
- Ambillah 49 buah rimpang kering
- Setelah itu dipotong-potong
- Lalu tambahkan 2 gelas air
- Kemudian dididihkanlah hingga volume air tinggal 1 gelas
- Setelah itu disaring
- Siap disajikan dan minumlah 2 kali sehari.
Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.