—
Tim Kesehatan Organisasi Asgar
Ketika hamil atau sebutan lainnya ‘berbadan dua’, banyak orang beranggapan bahwa ibu hamil harus makan dalam porsi dobel atau untuk 2 orang, 1 untuk sang ibu, dan satu lagi untuk sang janin.
Ternyata anggapan itu tidak benar, malah membahayakan kesehatan. Berikut akan disampaikan beberapa informasi mengenai hal tersebut.
Menurut sebuah penelitian yang diadakan di Selandia baru, ditemukan bahwa Wanita yang “makan untuk dua orang” ketika mereka sedang hamil meningkatkan kemungkinan masalah melahirkan dan masalah kesehatan seumur hidup bagi anak-anak mereka.
Ketika hamil atau dengan sebutan berbadan dua, banyak orang beranggapan bahwa ibu hamil harus makan dalam porsi dobel atau untuk 2 orang, 1 untuk sang ibu, dan satu lagi untuk sang janin.
Ternyata anggapan itu tidak benar, malah membahayakan kesehatan. Berikut akan disampaikan beberapa informasi mengenai hal tersebut.
Menurut sebuah penelitian yang diadakan di Selandia baru, ditemukan bahwa Wanita yang “makan untuk dua orang” ketika mereka sedang hamil meningkatkan kemungkinan masalah melahirkan dan masalah kesehatan seumur hidup bagi anak-anak mereka.
Proses dan Metode Penelitian
Penelitian ini menemukan bahwa 74 persen dari wanita yang hamil untuk pertama kalinya, memiliki kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan.
Wanita ini memiliki kemungkinan empat kali lipat mendapat anak yang terlalu besar saat lahir dan meningkatkan jumlah kelahiran sesar dalam proses persalinan.
“Bayi besar akan menjadi anak-anak besar, dan akan menjadi orang dewasa yang besar pula dikemudian hari,” kata Profesor Lesley McCowan, dari University of Auckland, yang memimpin penelitian.
“Bayi yang lahir besar beresiko lahir traumatis, dan kelahiran sesar meningkatkan kemungkinan komplikasi bagi ibu,” kata McCowan dalam sebuah pernyataan.
“Hasil buruk ini dapat dimodifikasi dengan mencapai berat badan optimal dalam kehamilan. Ini harus menjadi fokus penting dari perawatan ante-natal. “
Kenaikan berat badan selama kehamilan juga merupakan penyebab penting dari obesitas pada wanita.
“Kebanyakan wanita yang memperoleh berat badan terlalu banyak tidak mampu menurunkan berat badan setelah kehamilan dan menempatkan para wanita pada kenyataan untuk menjadi gemuk,” katanya.
“Berat badan berlebihan selama kehamilan tidak hanya akan memperburuk obesitas yang ada saat ini.
Tapi juga akan memberikan kontribusi untuk menjadi obesitas bagi wanita yang memiliki indeks massa tubuh normal, tetapi memiliki berat badan yang berlebihan pada kehamilan,” katanya.
“Intervensi gizi dapat membatasi kenaikan berat badan dan meningkatkan hasil kehamilan dengan mengurangi kemungkinan bayi besar”
“Dan juga mengurangi kemungkinan ibu menderita diabetes gestational dan pre-eclampsia, yaitu kondisi yang dapat memiliki konsekuensi seumur hidup bagi ibu dan bayi.”
Penelitian ini selenggarakan dengan melibatkan sebanyak 1.950 orang wanita di Selandia Baru, Australia dan Irlandia.
Hasil yang ditemukan adalah 7,2 persen mencapai berat badan kehamilan seperti yang direkomendasikan.
Sedangkan sebanyak 8,6 persen wanita ditemukan berat badannya naik kurang dari jumlah yang disarankan, serta ada sebanyak 74,3 persen wanita hamil yang mencapai berat badan yang sangat berlebihan karena hamil.
Penelitian ini menemukan bahwa 74 persen dari wanita yang hamil untuk pertama kalinya, memiliki kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan.
Wanita ini memiliki kemungkinan empat kali lipat mendapat anak yang terlalu besar saat lahir dan meningkatkan jumlah kelahiran sesar dalam proses persalinan.
“Bayi besar akan menjadi anak-anak besar, dan akan menjadi orang dewasa yang besar pula dikemudian hari,” kata Profesor Lesley McCowan, dari University of Auckland, yang memimpin penelitian.
“Bayi yang lahir besar beresiko lahir traumatis, dan kelahiran sesar meningkatkan kemungkinan komplikasi bagi ibu,” kata McCowan dalam sebuah pernyataan.
“Hasil buruk ini dapat dimodifikasi dengan mencapai berat badan optimal dalam kehamilan. Ini harus menjadi fokus penting dari perawatan ante-natal. “
Kenaikan berat badan selama kehamilan juga merupakan penyebab penting dari obesitas pada wanita.
“Kebanyakan wanita yang memperoleh berat badan terlalu banyak tidak mampu menurunkan berat badan setelah kehamilan dan menempatkan para wanita pada kenyataan untuk menjadi gemuk,” katanya.
“Berat badan berlebihan selama kehamilan tidak hanya akan memperburuk obesitas yang ada saat ini.
Tapi juga akan memberikan kontribusi untuk menjadi obesitas bagi wanita yang memiliki indeks massa tubuh normal, tetapi memiliki berat badan yang berlebihan pada kehamilan,” katanya.
“Intervensi gizi dapat membatasi kenaikan berat badan dan meningkatkan hasil kehamilan dengan mengurangi kemungkinan bayi besar”
“Dan juga mengurangi kemungkinan ibu menderita diabetes gestational dan pre-eclampsia, yaitu kondisi yang dapat memiliki konsekuensi seumur hidup bagi ibu dan bayi.”
Penelitian ini selenggarakan dengan melibatkan sebanyak 1.950 orang wanita di Selandia Baru, Australia dan Irlandia.
Hasil yang ditemukan adalah 7,2 persen mencapai berat badan kehamilan seperti yang direkomendasikan.
Sedangkan sebanyak 8,6 persen wanita ditemukan berat badannya naik kurang dari jumlah yang disarankan, serta ada sebanyak 74,3 persen wanita hamil yang mencapai berat badan yang sangat berlebihan karena hamil.
Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat