Tim Kesehatan Organisasi Asgar
Berdasarkan serangkaian Penelitian ditemukan bahwa ada Penemuan kelenjar ludah yang tidak terduga jauh di dalam kepala manusia.
Sepasang kelenjar ludah yang sebelumnya tidak diketahui telah ditemukan terletak jauh di bagian belakang tenggorokan yang terlihat (nasofaring).
Penemuan baru ini dapat membantu mencegah kerusakan atau komplikasi yang terabaikan dari radioterapi kanker kepala dan leher.
Beberapa waktu lalu, ahli bedah mulut Matthijs Valstar dan ahli onkologi radiasi Wouter Vogel memperhatikan sepasang area tak terduga dari kepala yang menyala saat memeriksa pemindaian PSMA PET / CT, awalnya dikembangkan untuk menggambarkan pasien dengan kanker prostat.
Pemindaian menunjukkan bahwa ini adalah kelenjar ludah, tetapi sepasang peneliti dari Institut Kanker Belanda (NKI) mengetahui bahwa tidak ada kelenjar ludah yang diketahui di daerah tersebut.
Orang memiliki tiga set kelenjar ludah yang besar, dan satu-satunya kelenjar ludah atau mukosa di nasofaring berukuran kecil secara mikroskopis dan tersebar merata di seluruh mukosa, kata Vogel.
Namun, investigasi yang lebih besar dan lebih sistematis analisis terhadap 100 riwayat pemindaian PSMA PET / CT dan rekam medis dari lebih dari 720 pasien kanker kepala dan leher serta dua otopsi yang ditargetkan – mengkonfirmasi adanya kelenjar ludah.
Para peneliti juga menemukan bahwa pasien dengan volume komplikasi saliva tertinggi setelah terapi radiasi adalah pasien yang pengobatannya paling terkonsentrasi pada area yang mengandung kelenjar.
“Terapi radiasi bisa merusak kelenjar ludah, yang bisa menimbulkan komplikasi,” jelas Vogel.
“Pasien mungkin mengalami kesulitan makan, menelan, atau berbicara, yang bisa menjadi beban nyata.”
Vogel menyarankan bahwa efek samping negatif dari kerusakan pada “kelenjar tubarial,” dinamai karena posisinya di atas torus tubarius, di bagian bantalan nasofaring, dapat dikurangi dengan memastikan radiasi lebih tepat ditargetkan dari lokasi ini.
Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.
