Tim Kesehatan Organisasi Asgar
Berdasarkan serangkaian Penelitian ditemukan bahwa ada Inovasi Baru, Perangkat yang dimodifikasi menawarkan cara non-invasif untuk mendeteksi fibrosis hati.
Fibrosis hati adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak jaringan parut atau sel lemak (penyakit hati berlemak) menumpuk di dalam organ, menyebabkan peradangan dan kondisi serius lainnya.
Metode diagnosis fibrosis hati saat ini seringkali terlambat, dan melibatkan prosedur invasif; Syukurlah, para ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS, telah mengembangkan perangkat yang mampu mendeteksi tanda-tanda kondisi secara non-invasif, dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Perangkat ini memiliki adaptasi dari teknologi yang awalnya dikembangkan untuk mengukur tingkat hidrasi pada pasien yang menjalani dialisis.
Ilmuwan MIT memodifikasi perangkat untuk memasukkan resonansi magnetik nuklir (NMR) untuk mendeteksi perubahan magnet atom hidrogen air di jaringan.
Air bergerak lebih lambat saat berinteraksi dengan jaringan lemak atau jaringan parut, alat itu diharapkan mendeteksi perubahan tingkat cairan di hati dan jaringan sekitarnya.
Dengan menggunakan detektor NMR kecil, para ilmuwan dapat memindai hingga kedalaman sekitar 6 mm (0,23 in) di bawah permukaan kulit tikus, yang cukup untuk menganalisis hati dan otot rangka mereka.
Alat tersebut terbukti mampu mengidentifikasi fibrosis dengan akurasi 86% dan penyakit fatty liver dengan akurasi 92% pada tikus; di jaringan hati manusia, terdeteksi fibrosis dengan akurasi 93%.
Para ilmuwan sekarang sedang mengerjakan versi perangkat yang dapat menembus lebih dalam ke kulit, yang menurut mereka akan diperlukan untuk pengujian pada pasien manusia.
Jika berhasil, ini bisa menawarkan cara untuk mendeteksi fibrosis pada tahap awal, membiarkan pintu terbuka untuk perawatan yang lebih efektif.
Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.