Banyak warga China yang menggandrungi produk-produk Apple yang terkenal canggih. Tapi perusahaan berlogo buah apel tersebut akan menghadapi pengawasan yang makin diperketat oleh Badan Pengawas Konsumen di China.
Hal tersebut terjadi karena banyaknya publisitas negatif dan kasus pengadilan pada produk-produk Apple di China.
China adalah pasar terbesar kedua bagi produk Apple. Apalagi sebagian besar gadget Apple dibuat di China. Tak haran jika Apple sangat populer di negara ini.
Media pemerintah telah melakukan serangkaian serangan terhadap Apple, melalui surat kabar The People’s Daily yang merupakan corong resmi Partai Komunis.
Media ini melancarkan kritik selama lima hari berturut-turut atas standar ganda dugaan dalam layanan pelanggan dan kebijakan pengembalian barang.
Apple telah membantah tuduhan-tuduhan itu dalam pernyataan kepada media China. Tetapi kecaman terus berlanjut, dengan surat kabar mendesak konsumen untuk menyerang arogansi Apple.
Administrasi Negara untuk Industri dan Perdagangan (SAIC) telah meminta standar perdagangan badan di seluruh negeri untuk meningkatkan “pengawasan kontrak” pada produsen elektronik seperti Apple, seperti yang termuat di The People’s Daily.
“Pemerintah daerah diwajibkan untuk menyelidiki dan menghukum kegiatan ilegal sesuai dengan hukum,” ungkapan SAIC yang diumumkan dalam sebuah catatan resmi.
Seorang juru bicara SAIC yang enggan disebutkan namanya membenarkan adanya dokumen ke AFP namun menolak untuk mengungkapkan rincian.
The People’s Daily mengikuti laporan media negara yaitu CCTV, namun pengguna Weibos (Twitter-nya China) telah berbeda pendapat, ada yang memberi dukungan pada Apple, karena perusahaan China pantas dikritik karena layanan yang buruk.
Spekulasi telah dipasang bahwa itu adalah kampanye terorganisir, dan kolumnis dan microblogger Lian Peng mengatakan ia membeli iPad baru “dengan sengaja” dan akan “serius mempertimbangkan membeli iPhone 5”.
“Saya tidak suka barang-barang elektronik, tapi aku merasa malu jika saya tidak membeli setelah melihat bombardir iklan negatif yang dilancarkan oleh CCTV dan The People’s Daily , “tulisnya.
Kai-Fu Lee membandingkan peristiwa yang terjadi pada tahun 2009, waktu ia menjabat kepala Google China yaitu perusahaan pencarian AS yang mendapatkan banyak serangan.
Google secara efektif menutup mesin pencari China pada 2010 setelah berbulan-bulan ketegangan dengan pemerintah atas sensor, dan sekarang mengirimkan pengguna ke situs uncensored di di Hong Kong.
Sampai berita ini dikeluarkan tidak ada motif yang pasti mendasari di balik serangan terhadap Apple di China.
China dan AS terlibat dalam serangkaian perang dingin di bidang teknologi dan cybersecurity.
Tidak seorang pun dari kantor Apple Cina yang tersedia untuk berkomentar kemarin.