—
Resep obat tradisional dan penggunaan berikut disarikan dari hasil penelitian BPPT (IPTEKnet) dengan CODATA ICSU Indonesia yang direaliasikan pada tahun 2002
Nama Lain dari Cabe Rawit:
Bahasa Latin: Capsicum frutescens L., C. ,fastigiatum BL, C. minimum Roxb. Bahasa Gayo: leudeuaarum, lada pentek.
Bahasa Simeuleu: situdu langit, lacina sipane. Bahasa Nias: lada limi. Bahasa Melayu: lada mutia.
Bahasa Jawa: cabe rawit, Basa Sunda: cabe cengek. Bahasa Jawa: lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling.
Bahasa Madura: cabhi letek, c. taena manok. Bahasa Bali: tabia krinyi. Bahasa Alor: kurus. Bahasa Sulawesi: kaluya kapal. mareta dodi.
Bahasa Gorontalo: malita diti. Bahasa Buol: m. didi. Bahasa Baree: lada masiwu. Bahasa Makassar: l. marica, l. capa, laso meyong.
Bahasa Bugis: meyong, ladang burica, l. marica. Bahasa Manado: rica halus, r. padi. Bahasa Maluku Seram: Abrisan kubur.
Bahasa Elpaputi: karatupa batawe. Bahasa Waraka: katupu walata . Bahasa Ternate: rica gufu
Informasi Umum tentang Cabe Rawit:
Cabe rawit terasa sangat pedas, sering kali dijadikan bumbu masakan dan juga dimakan bersama dengan gorengan sebagai penyedap rasa.
Sejarahnya, cabe rawit berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl.
Tanaman ini merupakan jenis perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm.
Cabe rawit adalah tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar.
Cabe rawit memiliki batang yang berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan.
Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau.
Cabe rawit memiliki bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu.
Cabe rawit mempunyai buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok,
ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas.
Di samping itu, buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.
Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Pada dasarnya, cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil,
berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik,
buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah.
Manfaat cabe rawit pada umumnya yaitu buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan.
Daun muda dapat dikukus untuk lalap.
Cabai rawit dapat diperbanyak dengan biji.
Zat yang Dikandung, Komposisi, dan Khasiat Obat dari Cabai Rawit:
Cabe Rawit memiliki buah yang mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri,
resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit.
Selain itu, cabe rawit memiliki biji yang mengandung solanine, solamidine, solamargine,
solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Secara umum Cabe Rawit memilki khasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah,
antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas.
Oleh karenanya cabe rawit juga digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing (diuretik).
Kemudian ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.
Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.
Ketika makan cabe rawit, rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Cabe rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis),
menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk.
Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.
Cara Mengolah dan Meramu Cabai Rawit:
1. Untuk Mengobati Penyakit Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
- Siapkanlah sebanyak 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 gram kacang tanah, dan 6 butir hung cao.
- Bersihkanlah semua bahan-bahan tersebut
- Potong-potonglah seperlunya
- Lalu tambahkanlah air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya)
- Buatlah tim ramuan tersebut
- Tunggulah sampai dingin
- Kemudian saringlah
- Minumlah hasil saringannya 2 kali sehari masing-masing separo dari ramuan.
2. Untuk Mengobati Sakit Perut
- Siapkanlah daun muda cabe rawit
- Cucilah setelah itu
- Gilinglah sampai halus
- Tambahkanlah sedikit kapur sirih dan aduk sampai rata
- Balurkanlah ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
3. Untuk Mengobati Penyakit Rematik
- Ambillah 10 buah cabai rawit
- Kemudian gilinglah sampai halus
- Tambahkanlah 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis
- Kemudian aduklah sampai rata
- Balurkanlah ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
Peringatan dalam Memanfaatkan Cabe Rawit:
Bagi para penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.
Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.