Ternyata, Bekas logam di gigi bisa menunjukkan onset ALS

Diposting pada

Tim Kesehatan Organisasi Asgar

Berdasarkan serangkaian Penelitian ditemukan bahwa Ternyata, Bekas logam di gigi bisa menunjukkan onset ALS.

Sebuah studi baru oleh para ilmuwan di rumah sakit pendidikan yang berbasis di New York Mount Sinai menunjukkan tanda-tanda penyakit neurodegenerative amyotrophic lateral sclerosis (ALS), atau penyakit Lou Gehrig, mungkin dapat dideteksi di gigi, jauh sebelum timbulnya gejala apa pun.

ALS adalah penyakit neurodegeneratif ketiga yang paling umum setelah Alzheimer dan Parkinson yang biasanya muncul sekitar usia 60 dan sayangnya, penyebab atau obatnya tidak diketahui.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara paparan logam dan perkembangan sejumlah penyakit neurodegeneratif: logam tertentu seperti tembaga, seng, dan besi, meskipun secara alami ditemukan di otak, dapat menumpuk secara perlahan jika mekanisme homeostatis normal tubuh tidak berfungsi dengan benar, prosesnya disebut metal dyshomeostasis.

Selain itu, penelitian lain juga menemukan gigi manusia dewasa dapat menyimpan simpanan logam yang stabil, dengan cincin kronologis di gigi kita mirip dengan cincin pertumbuhan di pohon.

Studi baru yang dilakukan di Mount Sinai memeriksa gigi yang diambil dari 36 pasien ALS, dan membandingkan serapan logam mereka dengan 31 sampel kontrol yang sehat.

Kemudian, dengan menggunakan teknik analisis baru, para ilmuwan mampu membuat profil temporal paparan logam lingkungan selama masa kanak-kanak untuk setiap subjek. Para ilmuwan mencatat mereka yang akhirnya mengembangkan ALS di usia yang lebih tua menunjukkan serapan logam yang tidak diatur selama tahun-tahun awal kehidupan mereka.

Ada juga peningkatan penyerapan 11 logam yang berbeda termasuk kromium, mangan, nikel, timah, dan seng, yang terdeteksi selama penelitian berlangsung.

Hipotesis umum yang diajukan oleh penelitian ini menunjukkan bahwa neurodegenerasi yang terkait dengan ALS bisa dimulai beberapa dekade sebelum gejala muncul.

Ini tentu saja dapat mengarahkan para peneliti ke perawatan pencegahan baru seperti menguji gigi bayi yang dibuang anak untuk mendeteksi disregulasi serapan logam, yang pada dasarnya merupakan penanda risiko yang sangat awal untuk perkembangan penyakit neurodegeneratif di kemudian hari.

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.