Penelitian Baru, Uji coba vaksin influenza baru dimulai di NIH

Diposting pada

Tim Kesehatan Organisasi Asgar

Berdasarkan serangkaian studi dan penelitian ditemukan bahwa ada Penelitian Baru, Uji coba vaksin influenza baru dimulai di NIH.

Vaksin influenza menjanjikan yang dikembangkan oleh para peneliti di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) sekarang memasuki uji klinis Fase 1 yang akan melibatkan hingga 100 sukarelawan dewasa yang sehat diinokulasi.

Vaksin akan diberikan baik sebagai semprotan hidung atau dengan injeksi intramuskular.

Kandidat vaksin yang dikenal sebagai BPL-1357 adalah vaksin virus utuh multivalen yang mengandung salinan empat strain influenza yang tidak aktif dengan beta-propiolakton (BPL): H1N9, H3N8, H5N1, dan H7N3.

Sebuah studi praklinis yang melibatkan tikus dan musang menemukan dua dosis vaksin eksperimental sepenuhnya melindungi terhadap dosis fatal enam jenis influenza yang berbeda.

Penelitian pada hewan ini juga menunjukkan kemanjuran vaksin ketika diberikan sebagai semprotan hidung dibandingkan dengan injeksi intramuskular.

“Vaksin influenza yang dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap berbagai virus influenza musiman serta yang berpotensi pandemi akan menjadi alat kesehatan masyarakat yang sangat berharga,” kata Anthony Fauci, Direktur NIAID.

“Komunitas ilmiah membuat kemajuan dalam prioritas kesehatan global yang mendesak ini: kandidat vaksin influenza BPL-1357 yang diuji dalam uji klinis ini berkinerja sangat baik dalam studi praklinis dan kami berharap dapat mempelajari bagaimana kinerjanya pada manusia.”

Uji coba Fase 1 di National Institutes of Health (NIH) akan berlangsung selama tujuh bulan dengan fokus pada respons imun dan profil keamanan dari vaksin BPL-1357.

Vaksin intranasal atau vaksin inhalasi berada di bawah banyak pengawasan, karena berpotensi dan efektif mencegah virus pernapasan masuk ke dalam tubuh manusia.

“Dengan vaksin BPL-1357, terutama ketika diberikan secara intranasal, kami mencoba untuk menginduksi respon imun komprehensif yang sangat mirip dengan imunitas yang diperoleh setelah infeksi influenza alami,” jelas peneliti NIAID Matthew Memoli.

“Ini sangat berbeda dari hampir semua vaksin lain untuk influenza atau virus pernapasan lainnya, yang berfokus pada menginduksi kekebalan terhadap antigen virus tunggal dan seringkali tidak menginduksi kekebalan mukosa.”

Memoli berharap uji coba akan menetapkan potensi kandidat vaksin ini untuk tidak hanya menghasilkan respons antibodi yang luas tetapi juga respons imun mukosa yang lebih langsung dalam sel hidung yang terpapar versi vaksin intranasal.

Demikianlah informasinya tentang apa, bagaimana cara, kapan dan kenapa obat dan sehat itu penting, pada siapa bertanya, berapa harga dan lama proses, dimana yang jual murah dan kita beli gampang, semoga bermanfaat.