Cara Budidaya dan Menanam Jeruk yang Tanpa Biji

Diposting pada

Tim Pertanian Organisasi Asgar

Banyak di antara kita, baik itu keluarga, sahabat dan rekan kantor yang mungkin mendengar istilah jeruk tanpa biji, dan ingin mengusahakannya.

Tapi banyak di antara kita yang belum tahu dan bertanya, tentang apa itu jeruk tanpa biji, bagaimana cara,

kapan bisa tersedia, berapa biaya, kenapa bisa jadi peluang, dimana tempat, dan kepada siapa bisa bertanya.

Oleh karena itu, bersama ini Organisasi Asgar akan berbagai tips dan trik mudah cara mendapatkannya, semoga bermanfaat.

Jeruk nan Nikmat

Nikmatnya jeruk disukai banyak orang. Apalagi buah ini memiliki gizi yang bagus untuk kesehatan, karena kandungan vitamin dan mineral yang tinggi

Disamping kandungan gizi, rasa jeruk juga sangat berpengaruh pada tingkat penjualan dan harga.

Kita pasti menyukai jeruk yang memiliki rasa manis, harum, kadar jus tinggi, dan memiliki tekstur yang lembut.

Tapi ada lagi satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam menikmati jeruk, yaitu mengkonsumi jeruk yang tidak ada biji. Mmmm… pasti nikmat sekali.

Tertarik untuk menanam dan membudidayakan jeruk yang tanpa biji? berikut akan disajikan beberapa metode yang dapat menghasilkan jeruk yang tidak memiliki biji.

1. Persilangan konvensional dengan kultur embrio

Proses persilangan adalah suatu cara untuk memindahkan sifat yang diinginkan dari tetua donor ke tetua penerimanya.

Proses ini bisa meningkatkan keragaman genetik, maka persilangan menjadi komponen yang sangat penting dalam pemuliaan dan dasar dari perbaikan suatu organisme.

Langkah awal proses ini dimulai dengan pemilihan tetua berdasarkan sifat yang akan dimuliakan, selanjutnya diikuti dengan pengambilan tepung sari dari bunga jantan (emaskulasi).

Persilangan buah jeruk sudah banyak dilakukan banyak negara dan menghasilkan banyak varietas unggul seperti robinson, lee, osceola dan nova [orlando tangerine x clementinemandarin];

ambersweet [clementine x orlando]; orlando dan minneola [dancy tangerine dan duncan grapefruit]; page [minneola x clementine];

kiney [king x duncan]; amakusa mandarin [kiyomi x okitsu wase14]; murcott tangor [citrus reticulata blanco x citrus sinensis (l.) osb.];

sunburst [robinson x osceola]; fallglo [bower x temple]; ‘sweet spring’ [‘ueda’ satsuma x ‘hassaku’];

fairchild [clementine x orlando tangelo]; kiyomi [‘miyagawa wase’ satsuma x ‘trovita’]; citranges [c. Sinensis x poncirus trifoliata);

citrumelos (c. Paradisi x p. Trifoliata); wilking [willow leaf x king]; gold nugget [wilking x kiney]; encore [king mandarin x willow leaf mandarin]; mikan norin 9 [encore x nakano 3 ponkan].

2. Fusi Protoplasma dan penggandaan kromosom (colchiploid) yang diseleksi secara individu

Metode fusi protoplama adalah proses penggabungan antara 2 genotip (masing-masing 2N) tanaman pada tingkat sel secara in vitro.

Apabila pencampuran sesuai dengan teori fusi protoplasma maka akan dihasilkan tanaman baru dengan tingkat ploidi lebih dari 2N.

Cara mengetahui tingkat ploidi setelah fusi dilakukan yaitu melalui pengamatan terhadap jumlah kromosom.

Ciri-ciri fusi yang berhasil adalah tanaman yang tumbuh akan memiliki kecenderung ukuran lebih besar, daunnya lebih tebal dan dapat mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap lingkungan.

Sedangkan untuk mengetahui apakah jeruk memiliki sifat tanpa biji (seedless) dapat kita ketahui jika jeruk sudah berbuah.

Pada proses peningkatan ploidi dapat juga dilakukan dengan menggunakan senyawa colchisine.

Colchisine adalah suatu senyawa yang berasal dari biji dan rhizoma dari Colchicum automnale.

Cara kerja senyawa ini adalah merusak pembentukan gelendong saat terjadi pembelahan sel sehingga kromosom-kromosom anakan tetap dalam sel yang sama.

Oleh karena itu akan terjadi duplikasi atau penggandaan kromosom sehingga ploidi tanaman dari 2N bisa menjadi 4N.

Proses ini ditujukan untuk mendapatkan tanaman jeruk dengan ploidi 4N.

Tanaman ini nantinya akan digunakan sebagai tetua persilangan dengan jenis jeruk normal diploid (2N).

Seperti halnya sifat dari suatu metode persilangan, maka turunan pertamanya akan memiliki tingkat ploidi 3N dengan sifat seedless (tanpa biji)

3. Induksi Mutasi Radiasi

Mutasi yaitu proses ketika suatu gen mengalami perubahan bahan struktur genetik pada sebuah gen tunggal, beberapa gen atau susunan kromosom yang terjadi secara spontan maupun secara buatan.

Cara melaksanakan proses ini yaitu sejumlah mata tunas jeruk Keprok dan Pamelo di-radiasi dengan sinar Gamma. Penyinaran menggunakan dosis kekuatan 20, 40 dan 60 gray yang dilakukan di BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional).

Tahap berikutnya yaitu mata tunas yang sudah diradiasi kemudian ditempel pada batang bawah jenis JC (Japansche Citroen). Pada tahap ini tanaman disebut M1V1.

Tahap selanjutnya tanaman M1V1 diseleksi berdasar kemampuan pertumbuhan hingga kualitas buah jeruk dan jumlah biji.

Cara menyeleksi yaitu dengan mengamati tiap cabang yang tumbuh dan dikelompokkan sesuai tingkat parameter seleksinya.

Langkah beriukutnya adalah mata tunas dari cabang tanaman jeruk yang terseleksi disambung kembali dengan batang bawah JC.

Pada tahap ini, mata tunas yang tumbuh disebut M1V2.

Proses ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah karakter yang ditemukan pada saat M1V1 adalah sifat yang menurun atau hanya chimera saja.

Tahap ini seleksi dilakukan berdasarkan analisa secara sitogenetika dan genetik yaitu untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi terdapat pada lapisan sel, organ atau DNA dari masing-masing tanaman.

Melalui pengamatan terhadap karakter buah dan rasa pada tanaman M1V2, saat ini telah terseleksi 18 aksesi kandidat seedless yang terdiri dari 14 tanaman mutan keprok Soe, 1 tanaman mutan Batu 55 dan 3 tanaman mutan pamelo Nambangan.

Berdasarkan 18 aksesi tersebut, 5 aksesi diantaranya merupakan calon tanpa biji (seedless) yang telah panen sebanyak 3 kali dan sifat seedles nya termasuk stabil.

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.