—
Tim Kesehatan Organisasi Asgar
Ada banyak jenis golongan darah, bahkan dalam sebuah keluarga ditemukan golongan darah yang berbeda pula. Ada yang ikut golongan darah ibu, ada yang sama seperti golongan darah ayahnya, atau perpaduan keduanya.
Pada kesempatan ini akan kita bahas mengenai salah satu jenis dari golongan darah, yaitu golongan darah AB. Barangkali ada diantara kita yang mempunyai golongan darah ini.
Menurut sebuah penelitian baru, ditemukan bahwa golongan darah non-O ABO, atau dalam keseharian kita disebut golongna darah AB, memiliki resiko besar pada terbentuknya tromboemboli vena (pembekuan darah di pembuluh darah).
Golongan darah AB memiliki 20% resiko yang lebih tinggi pada kondisi tromboemboli vena tadi.
Hasil temuan penelitian ini memiliki implikasi untuk skrining genetik untuk trombofilia, yaitu kecenderungan genetik untuk pembekuan darah yang abnormal.
Proses dan Metode Penelitian
Peneliti Denmark melihat data pada 66 001 orang yang telah diamati selama 33 tahun dari 1977 hingga 2010 untuk menentukan apakah golongan darah AB berhubungan dengan peningkatan risiko bekuan darah vena pada masyarakat.
Mereka menemukan bahwa risiko meningkat ketika golongan darah AB dikombinasikan dengan faktor V Leiden R506Q atau protrombin G20210A, yaitu mutasi genetik yang terkait dengan peningkatan risiko thromboembolisms vena.
Temuan ini menegaskan kesimpulan dari penelitian lain. Para peneliti juga menemukan peningkatan risiko 11 kali lipat dari tromboemboli vena untuk orang-orang dengan mutasi protrombin G20210A pada dosis ganda, sesuatu yang lebih kecil yang tidak diambil dalam percobaan.
Hasil penelitian ini juga dapat ditemukan dalam CMAJ (Canadian Medical Association Journal).
“Kami menemukan efek aditif golongan darah AB terhadap risiko tromboemboli vena bila dikombinasikan dengan faktor V Leiden R506Q dan protrombin G20210A”
Golongan darah AB adalah faktor risiko terpenting untuk tromboemboli vena pada populasi umum,” tulis Dr Borge G . Nordestgaard yang bekerja di Rumah Sakit Herlev, Copenhagen University Hospital, didampingi oleh rekannya yang lain.
“Hasil ini menunjukkan bahwa golongan darah AB harus dimasukkan dalam skrining genetik untuk trombofilia.” Demikian beliau tambahkan.
Penelitian itu memiliki skala yang besar, diikuti peserta dalam jangka panjang, dan sudah ditindak lanjuti sebesar 100% untuk semua peserta.
Meskipun studi cohort adalah genetik homogen dibandingkan dengan populasi dengan keragaman etnis, golongan darah ABO faktor V Leiden R506Q dan protrombin G20210A ditemukan pada semua jenis etnis.
Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.