—
Tim Kesehatan Organisasi Asgar
Perasaan cinta dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Sering kita melihat ada sepasang insan yang selalu mesra, baik melalui media komunikasi, maupun kita melihat secara langsung.
Berdasarkan hasil dari sebuah penelitian ditemukan bahwa cinta tidak hanya menambah semangat untuk kehidupan sosial kita, tapi juga memiliki efek positif pada kesehatan.
Masih menurut para peneliti, cinta dapat membuat kita sehat secara mental, fisik, sosial, dan spiritual.
“Menghabiskan waktu dengan orang yang Anda cintai memiliki efek yang sangat positif pada kesehatan dan dapat mengurangi risiko kematian dini sebanyak 50 persen,”
Demikian disampaikan oleh Sunil Mittal, psikiater dan direktur pada Cosmos Institute of Mental Health and Behavioral Sciences.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dalam hubungan cinta memiliki tingkat kematian lebih rendah daripada orang yang hidup sendiri,
bahkan orang-orang yang gaya hidupnya tidak sehat cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang tidak memiliki dukungan sosial dan masyarakat.
Penelitian menyatakan bahwa seseorang yang memiliki umur panjang dan harga diri yang tinggi karena adanya umpan balik positif pasangannya, hal ini dapat menurunkan kemungkinan depresi, “katanya.
Menurut Mittal penelitian juga menunjukkan bahwa orang akan sering mengadopsi perilaku aman ketika mereka mempunyai pasangan.
Misalnya, seseorang yang hidupnya penuh resiko merokok, minuman keras, sembrono ketika mengemudi, kebiasaan makan yang berbahaya, atau kebiasaan makan berbahaya.
Tapi resiko tersebut akan berkurang drastis jika ada seseorang yang mencintai dan bergantung pada orang tersebut.
Sameer Kalani, yaitu seorang psikiater dan psikoterapis dan koordinator pada pelayanan kesehatan mental remaja, di Rumah Sakit Cosmos, mengatakan bahwa cinta dapat menjadi “vaksinasi” dalam melawan kecemasan pada seseorang.
“Mencintai dan dicintai membantu untuk memvaksinasi Anda terhadap kecemasan. Ketika Anda sedang jatuh cinta otak menghasilkan zat kimia yang disebut dopamin, stimulan merasa-baik yang bertanggung jawab untuk perasaan kebahagiaan, optimisme dan kesabaran, “kata Kalani.
“Orang yang tergila-gila juga menghasilkan surplus bahan kimia yang disebut oksitosin, yaitu hormon ikatan.
Endorphin ini menyebar hangat dan mengipas ke seluruh tubuh, zat ini dilepaskan saat berhubungan atau keintiman fisik” tambahnya.
Mittal menambahkan bahwa orang-orang dalam hubungan yang sehat cenderung lebih percaya diri dalam semua bidang kehidupan mereka. Telah terbukti bahwa menikah dapat mengurangi depresi pada pria dan wanita.
Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.