Bahasan tentang Festival Kembang Api di Sumida River Tokyo Jepang

Diposting pada

Tim Organisasi Asgar Menelusuri Keindahan Jepang

Bahasan tentang Festival Kembang Api di Sumida River Tokyo Jepang

Banyak budaya menarik dari Jepang yang dirayakan secara turun temurun. Ada nuansa tradisional yang selalu diupdate dalam perayaannya.

Salah satu budaya yang sangat tradisional adalah festival kembang api yang sudah dilestarikan sebagai budaya asli Tokyo sebagai “Edokko”

Arti dan makna Sumida River Fireworks Festival

Festival ini adalah pesta kembang api pada musim panas yang biasanya diadakan pada akhir setiap Bulan Juli.

Dalam aksara Bahasa Jepang, Sumida River Fireworks Festival dengan huruf hiragana ditulis すみだがわはなびたいかい, dengan romaji ditulis “Sumidagawa Hanabi Taikai”, serta dalam huruf kanji ditulis 隅田川花火大会.

Inilah Sumidagawa River Fireworks Festival

Waktu pelaksanaan festival ini adalah pada hari Sabtu terakhir di bulan Juli, yang jatuh pada tanggal 25 Juli pada tahun ini.

Ada sebanyak sekitar 20.000 buah kembang api yang akan diluncurkan dari dua lokasi di sepanjang Sungai Sumidagawa dekat Asakusa di Tokyo.

Banyaknya yang Menyaksikan

Setiap tahun, hampir satu juta orang datang untuk menonton salah satu dari tiga festival kembang api besar di Tokyo.

Sejarah Festival Sumidagawa Festival

Ini adalah festival kembang api yang tertua Jepang, menurut catatan sejarah. Mari kita kilas balik kembali ke tahun 1733,

ketika upacara diadakan di sungai dalam suasana berkabung bagi orang-orang yang meninggal karena kelaparan dan kolera di tahun sebelumnya.

Sebagai bagian dari upacara, Keshogunan Tokugawa memutuskan untuk melaksanakan kembang api untuk menghibur roh-roh orang mati dan mengusir penyakit.

Pada tahun-tahun awal festival awalnya disebut “Ryogoku Kawabiraki”. Ada dua pembuat kembang api yaitu Kagiya dan Tamaya yang terlibat dalam persaingan sengit untuk mendapatkan tepuk tangan dari Tokyoites.

Persaingan kontribusi terhadap pengembangan keahlian kembang api.

Di beberapa titik, penonton mulai berteriak nama pyrotechnicians favorit mereka.

Tentu saja, hal ini telah menyebabkan kebiasaan nasional memanggil dan meneriakkan kata “Tamaya!” atau “Kagiya!” Ketika terbentuk kembang api menyilaukan yang mewarnai langit malam.

Sempat dihentikan sementara

Festival kembang api ini sempat dihentikan selama tahun 1961 hingga tahun 1977, ini karena masalah transportasi, pencemaran sungai dan isu-isu lainnya.

Alhamdulillah, lalu pada tahun 1978, pesta kembang api bersejarah ini kembali dihidupkan kembali dengan nama yang saat ini disebut: Sumida River Fireworks Festival.

Baru-baru ini, lanskap festival tradisional telah menjadi agak modern dengan pendirian menara penyiaran tertinggi di dunia, sebagai latar belakang festival kembang api ini. Sehingga menjadi terlihat lebih indah.

Dari pembukaannya pada tahun 2012, “Tokyo Skytree” menawarkan tempat menonton festival kembang api terbaik untuk menyaksikannya.

Tapi sayang, tidak banyak orang yang mendapat kesempatan indah untuk menyaksikan dari tempat ini, karena tiket ke dek observasi pada malam hari tersedia hanya untuk 945 orang saja.

Demikianlah informasinya, semoga bermanfaat.