Hati-hati, Kecemasan berhubungan dengan gangguan kognitif ringan dan Alzheimer

Diposting pada

Tim Kesehatan Organisasi Asgar

Berdasarkan serangkaian Penelitian ditemukan bahwa Hati-hati, Kecemasan berhubungan dengan gangguan kognitif ringan dan Alzheimer.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Medical University of South Carolina (MUSC), AS, telah menemukan hubungan antara kecemasan dan peningkatan tingkat perkembangan dari gangguan kognitif ringan (MCI) ke penyakit Alzheimer yang jauh lebih melemahkan.

Perasaan khawatir dan takut sering diamati pada mereka yang menderita MCI; Menurut Profesor Radiologi MUSC, Dr. Maria Vittoria Spampinato, kehilangan volume di area tertentu di otak dapat memprediksi perkembangan MCI menjadi Alzheimer.

“Dalam studi ini, kami ingin melihat apakah kecemasan memiliki efek pada struktur otak, atau apakah efek kecemasan itu independen dari struktur otak dalam mendukung perkembangan penyakit,” kata Dr. Spampinato.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti mempelajari scan MRI dari 339 pasien yang didiagnosis dengan MCI / Alzheimer untuk menentukan volume dasar dari dua bagian otak yang penting untuk pembentukan memori, hipokampus dan korteks entorhinal.

Para pasien juga diuji keberadaan alel APOE ε4, yang dikaitkan dengan onset Alzheimer yang lebih dini. Akhirnya, survei klinis yang mapan digunakan untuk mengukur kecemasan.

Para peneliti menemukan bahwa pasien yang berkembang menjadi Alzheimer memiliki volume hipokampus dan korteks entorhinal yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak, dan bahwa kelompok ini memiliki frekuensi alel APOE ε4 yang lebih besar.

Para peneliti juga menemukan bahwa kecemasan dikaitkan dengan penurunan kognitif terlepas dari faktor-faktor lain ini.

“Pasien gangguan kognitif ringan dengan gejala kecemasan mengembangkan penyakit Alzheimer lebih cepat daripada individu tanpa kecemasan, terlepas dari apakah mereka memiliki faktor risiko genetik untuk penyakit Alzheimer atau kehilangan volume otak,”

Demikian disampaikan oleh Jenny L. Ulber, seorang mahasiswa kedokteran di MUSC.

Namun, Dr. Spampinato berpendapat perlunya untuk lebih memahami hubungan antara gangguan kecemasan dan penurunan kognitif,

“Kami belum tahu apakah kecemasan adalah gejala – dengan kata lain, ingatan mereka semakin buruk dan mereka menjadi cemas – atau jika kecemasan berkontribusi pada penurunan kognitif.

“Jika di masa depan kami dapat menemukan bahwa kecemasan sebenarnya menyebabkan perkembangan, maka kami harus lebih agresif menyaring gangguan kecemasan pada orang tua.”

Para peneliti berencana untuk melihat scan tindak lanjut untuk melihat apakah kecemasan berperan pada kecepatan perkembangan kerusakan otak dan akan memeriksa secara dekat apakah perbedaan gender berdampak pada hubungan antara kecemasan dan penurunan kognitif.

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat.